Hari Kebangkitan, berdasarkan karya Henrik Ibsen Ketika Kita Yang Telah Mati Bangkit akan dipentaskan di Jakarta, Solo dan Bali pada bulan Oktober. Pementasan ini dalam bentuk drama ”Noh” modern, bentuk utama dari drama musikal klasik Jepang.
10/10/2008 :: Ringkasan cerita : Ketika Kita Yang Telah Mati Bangkit
Arnold Rubek adalah seorang pematung tua terkenal yang mencapai ketenaran tingkat dunia dengan karya pahatannya ”Hari Kebangkitan”. Model dari pahatan ini adalah Irene, yang pada awalnya menganggap ini adalah pekerjaan seumur hidup untuk menemani Rubek dan membantunya dalam pekerjaannya. Kelihatannya mereka mempunyai perasaan yang mendalam satu dengan lainnya pada waktu itu, tetapi Rubek menolak untuk menganggap Irene lebih dari pada modelnya, karena itu, dengan kecewa dan marah, ia meninggalkan Rubek. Sejak saat itu kemampuan kreatif Rubek menjadi berkurang, dan sekarang dia merasa tidak mampu lagi menciptakan karya seni yang signifikan. Hanya Irene lah yang memegang kunci untuk kretifitasnya. Rubek telah menikah dengan Maja, seorang wanita yang jauh lebih muda dan mereka berdua tinggal diluar negeri dalam pernikahan yang perlahan-lahan menjadi dingin. Sandiwara dibuka dengan Rubek dan Maja yang tinggal disebuah hotel tepi pantai di Norwegia. Mereka bertemu dengan Ulfheim, pemilik tanah dan pemburu beruang, yang mengundang Maja untuk pergi ke gunung-gunung bersamanya. Salah satu dari tamu-tamu adalah hotel itu adalah seorang wanita misterius yang berpakaian putih yang ditemani oleh seorang perawat. Ternyata dia adalah Irene. Dia telah menikah dua kali, dan menghuni rumah sakit mental. Kelihatannya dia berada dalam cengkeraman ”mayat hidup”, dan dalam konfrontasi yang menyakitkan dengan menuduh Rubek yang menghancurkan hidupnya dan mencuri jiwanya. Rubek meminta Irene untuk kembali kepadanya sehingga ia bisa mendapatkan kembali kemampuan kreatifnya. Mereka berdua pergi ke gunung-gunung untuk kembali menjadi sepasang kekasih. Mendekati puncak gunung mereka bertemu Maja dan Ulfheim. Sebuah badai besar datang, dan Maja dan Ulfheim memilih turun gunung supaya selamat, sementara Irene dan Rubek terus mendaki menuju puncak, dimana mereka mati dalam longsoran salju. (Sumber: Merete Morken Andersen, Ibsenhåndboken, Gylendal Norsk Forlag, 1995).
Pemeran:
Professor Arnold Rubek, si pemahat : Koji Okukawa (Aktor Noh)
Irene : Reijiro Tsumura (Aktor Noh)
Maja : Yu Mizuno (Aktris Modern)
Ulfheim : Masaru Ikeda (Aktris Modern)
Produksi Theatre Office Natori, Jepang
Naskah / Sutradara : Mitsuya Mori
Komposisi Noh : Reijiro Tsumura
Bahasa : Jepang dengan terjemahan ke bahasa Indonesia
16 Oktober 2008 jam 20:00 di Jakarta :
Gedung Kesenian Jakarta, Jl. Gedung Kesenian Jakarta no. 1, Jakarta 10710
Informasi : Mariko, HP: 0818 120253 atau GKJ, tel. 021 3808283
18 – 19 Oktober 2008 jam 19:30 di Solo, Jawa Tengah :
Pendopo Taman Budaya Jawa Tengah (TBS)
Jl. Ir. Sutami no. 57, Solo 57126
Infomasi : Jatmiko, HP: 0813 29152242
Bale Banjar Pengosekan, Jl. Raya Pengosekan, Ubud – Gianyar, Bali
Desa Pekraman Pengosekan & Gamelan Salukat
Informasi : Gamelan Salukat, tel. 0361 978618
Tidak ada komentar:
Posting Komentar