Minggu, 11 Januari 2009

Kabuki


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Gedung teater Kabuki-za di Tokyo
Gedung teater Kabuki-za di Tokyo
Lukisan gedung pertunjukan kabuki di zaman Edo
Lukisan gedung pertunjukan kabuki di zaman Edo

Kabuki (歌舞伎?) adalah seni teater tradisional khas Jepang. Aktor kabuki terkenal dengan kostum mewah dan tata rias wajah yang mencolok.

Kementerian Pendidikan Jepang menetapkan kabuki sebagai warisan agung budaya nonbendawi. UNESCO juga telah menetapkan kabuki sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia.


Etimologi

Kabuki berasal dari kata Kabuku (カブく atau 傾く "miring"?). Dalam bahasa Jepang, pakaian yang tidak umum dan tarian yang kelihatan aneh atau tidak lazim disebut "kabuki". Orang yang bertingkah laku aneh disebut "kabukimono". Latar belakang penamaan kabuki juga berhubungan dengan berbagai trik panggung (dalam bahasa Jepang disebut kérén) yang merupakan keindahan tersendiri dalam kabuki. Penonton takjub melihat adegan yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata, misalnya aktor kabuki yang bisa menghilang atau muncul dalam sekejap sebagai hasil dari trik panggung.

Penulisan "kabuki" (歌舞伎?) dengan aksara kanji adalah cara penulisan ateji untuk "utai" (歌い? menyanyi), "mai" (舞い? menari), dan "ki" (伎 dari kata 技芸、芸人 gigei, geinin?, seni atau seniman). Semuanya merupakan aksara kanji yang dipilih untuk menggambarkan pertunjukan kabuki. Pada awal perkembangan kabuki, aksara kanji yang dipakai untuk menulis "ki" adalah bukan (? "seniman") melainkan ( gi?, yang berarti wanita penghibur). Kedua cara penulisan masih digunakan hingga zaman Edo, sedangkan penyeragaman penulisan seperti sekarang baru dilakukan sejak zaman Meiji.

Sejarah

Perintis kabuki, Izumo no Okuni sedang berpakaian laki-laki
Perintis kabuki, Izumo no Okuni sedang berpakaian laki-laki

Sejarah kabuki dimulai tahun 1603 dengan pertunjukan dramatari yang dibawakan wanita bernama Okuni di kuil Kitano Temmangu, Kyoto. Kemungkinan besar Okuni adalah seorang miko asal kuil Izumo Taisha, tapi mungkin juga seorang kawaramono (sebutan menghina buat orang kasta rendah yang tinggal di tepi sungai). Identitas Okuni yang benar tidak dapat diketahui secara pasti. Tari yang dibawakan Okuni diiringi dengan lagu yang sedang populer. Okuni juga berpakaian mencolok seperti laki-laki dan bertingkah laku tidak wajar seperti orang aneh ("kabukimono"), sehingga lahir suatu bentuk kesenian garda depan (avant garde). Panggung yang dipakai waktu itu adalah panggung Noh. Hanamichi (honhanamichi yang ada di sisi kiri penonton dan karihanamichi yang ada di sisi kanan penonton) di gedung teater Kabuki-za kemungkinan merupakan perkembangan dari Hashigakari (jalan keluar-masuk aktor Noh yang ada di panggung sisi kiri penonton).

Kesenian garda depan yang dibawakan Okuni mendadak sangat populer, sehingga bermunculan banyak sekali kelompok pertunjukan kabuki imitasi. Pertunjukan kabuki yang digelar sekelompok wanita penghibur disebut Onna-kabuki (kabuki wanita), sedangkan kabuki yang dibawakan remaja laki-laki disebut Wakashu-kabuki (kabuki remaja laki-laki). Keshogunan Tokugawa menilai pertunjukan kabuki yang dilakukan kelompok wanita penghibur sudah melanggar batas moral, sehingga di tahun 1629 kabuki wanita penghibur dilarang dipentaskan. Pertunjukan kabuki laki-laki daun muda juga dilarang pada tahun 1652 karena merupakan bentuk pelacuran terselubung. Pertunjukan Yarō kabuki (野郎歌舞伎 kabuki pria?) yang dibawakan seluruhnya oleh pria dewasa diciptakan sebagai reaksi atas dilarangnya Onna-kabuki dan Wakashu-kabuki. Aktor kabuki yang seluruhnya terdiri dari pria dewasa yang juga memainkan peran sebagai wanita melahirkan "konsep baru" dalam dunia estetika. Kesenian Yarō kabuki terus berkembang di zaman Edo dan berlanjut hingga sekarang.

Dalam perkembangannya, kabuki digolongkan menjadi Kabuki-odori (kabuki tarian) dan Kabuki-geki (kabuki sandiwara). Kabuki-odori dipertunjukkan dari masa kabuki masih dibawakan Okuni hingga di masa kepopuleran Wakashu-kabuki, remaja laki-laki menari diiringi lagu yang sedang populer dan konon ada yang disertai dengan akrobat. Selain itu, Kabuki-odori juga bisa berarti pertunjukan yang lebih banyak tarian dan lagu dibandingkan dengan porsi drama yang ditampilkan.

Kabuki-geki merupakan pertunjukan sandiwara yang ditujukan untuk penduduk kota di zaman Edo dan berintikan sandiwara dan tari. Peraturan yang dikeluarkan Keshogunan Edo mewajibkan kelompok kabuki untuk "habis-habisan meniru kyōgen" merupakan salah satu sebab kabuki berubah menjadi pertunjukan sandiwara. Alasannya kabuki yang menampilkan tari sebagai atraksi utama merupakan pelacuran terselubung dan pemerintah harus menjaga moral rakyat. Tema pertunjukan kabuki-geki bisa berupa tokoh sejarah, cerita kehidupan sehari-hari atau kisah peristiwa kejahatan, sehingga kabuki jenis ini juga dikenal sebagai Kabuki kyogen. Kelompok kabuki melakukan apa saja demi memuaskan minat rakyat yang haus hiburan. Kepopuleran kabuki menyebabkan kelompok kabuki bisa memiliki gedung teater khusus kabuki seperti Kabuki-za. Pertunjukan kabuki di gedung khusus memungkinkan pementasan berbagai cerita yang dulunya tidak mungkin dipentaskan.

Di gedung kabuki, cerita yang memerlukan penjelasan tentang berjalannya waktu ditandai dengan pergeseran layar sewaktu terjadi pergantian adegan. Selain itu, di gedung kabuki bisa dibangun bagian panggung bernama hanamichi yang berada melewati di sisi kiri deretan kursi penonton. Hanamichi dilewati aktor kabuki sewaktu muncul dan keluar dari panggung, sehingga dapat menampilan dimensi kedalaman. Kabuki juga berkembang sebagai pertunjukan tiga dimensi dengan berbagai teknik, seperti teknik Séri (bagian panggung yang bisa naik-turun yang memungkinkan aktor muncul perlahan-lahan dari bawah panggung), dan Chūzuri (teknik menggantung aktor dari langit-langit atas panggung untuk menambah dimensi pergerakan ke atas dan ke bawah seperti adegan hantu terbang).

Sampai pertengahan zaman Edo, Kabuki-kyogen kreasi baru banyak diciptakan di daerah Kamigata. Kabuki-kyogen banyak mengambil unsur cerita Ningyo Jōruri yang khas daerah Kamigata. Penulis kabuki asal Edo tidak cuma diam melihat perkembangan pesat kabuki di Kamigata. Tsuruya Namboku banyak menghasilkan banyak karya kreasi baru sekitar zaman zaman Bunka hingga zaman Bunsei. Penulis sandiwara kabuki Kawatake Mokuami juga baru menghasilkan karya-karya barunya di akhir zaman Edo hingga awal zaman Meiji. Sebagai hasilnya, Edo makin berperan sebagai kota budaya dibandingkan Kamigata mulai paruh kedua zaman Edo. Di zaman Edo, Kabuki-kyogen juga disebut sebagai sandiwara (shibai).

Unsur teatrikal Kabuki-kyōgen

Lukisan aktor kabuki di abad ke-18
Lukisan aktor kabuki di abad ke-18

Secara garis besar ada 2 jenis pertunjukan Kabuki-kyogen dari semua karya yang dihasilkan di zaman Edo dan sekarang masih dipentaskan. Kelompok pertama Kabuki-kyogen disebut Maruhon mono yang mengadaptasi sebagian besar cerita dari cerita Ningyo Jōruri (Bunraku). Kelompok kedua disebut Kabuki kreasi baru. Kabuki Maruhon mono juga dikenal sebagai Gidayu-kyōgen, tapi Gidayu-kyōgen tidak selalu sama dengan Maruhon mono. Pada Gidayu-kyōgen, aktor kabuki membawakan dialog sementara dari atas mawaributai (panggung yang bisa berputar, dari arah penonton terletak di sisi kanan panggung) penyanyi yang disebut Tayu bernyanyi sambil diiringi pemain shamisen yang memainkan musik Gidayu-bushi. Pada Ningyo Jōruri yang semua penjelasan cerita dan dialog dinyanyikan oleh Tayu. Pada kabuki kreasi baru, musik pengiring dimainkan dari Geza (tempat atau ruang untuk pemusik yang dari arah penonton terletak di sisi kiri panggung).

Cerita kabuki yang berasal dari didramatisasi kisah sejarah disebut Jidaimono. Cerita kabuki dengan kisah berlatar belakang kehidupan masyarakat disebut Sewamono. Selain itu, penulis cerita kabuki juga senang menggunakan istilah sekai (dunia) sebagai kerangka dasar cerita, misalnya karya kabuki berjudul Taiheiki no sekai (太平記の世界 Dunia Taiheiki?), Heike monogatari no sekai (平家物語の世界 Dunia Kisah klan Heike?), Sogamono no sekai (曾我物の世界 Dunia Sogamono?), atau Sumidagawamono no sekai (隅田川物の世界 Dunia Sumidagawamono?). Penonton biasanya sudah tahu jalan cerita dan akrab dengan tokoh-tokoh yang tampil dalam cerita. Penonton hanya ingin menikmati jalan cerita seperti yang dikisahkan penulis cerita kabuki.

Di zaman Edo, pementasan Kabuki-kyogen perlu mendapat izin dari instansi yang berwenang. Keshogunan Edo biasanya mengizinkan sebagian besar pementasan yang diadakan sejak matahari terbit hingga sebelum matahari terbenam asalkan materi pementasan tidak melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Pementasan yang dilakukan malam hari sesudah matahari terbenam tidak diizinkan. Alasannya pertunjukan kabuki banyak diminati orang dan pemerintah kuatir kerumunan orang dapat melakukan kegiatan melawan pemerintah. Pertunjukan kabuki pada masa itu memerlukan waktu istirahat yang lama, antara lain untuk mengganti set panggung. Bagi penonton yang datang menyaksikan kabuki, menonton kabuki perlu sehari penuh dan merupakan satu-satunya kegiatan yang bisa dilakukan pada hari itu.

Sebagian penonton menyukai Jidaimono sedangkan sebagian lagi menyukai Sewamono, sehingga kabuki dalam pementasannya dituntut untuk bisa memuaskan selera semua kalangan penonton. Dalam usaha memuaskan selera penonton, pada pementasan kabuki sering dipertunjukkan dua cerita sekaligus, Jidaimono dan Sewamono yang dipisahkan dengan waktu istirahat. Pementasan dengan jalan cerita yang campur aduk juga tidak sedikit asalkan penonton senang. Ada juga pementasan yang bagaikan bunga rampai dari berbagai cerita dan hanya mengambil bagian-bagian cerita yang disukai penonton saja. Pertunjukan seperti ini disebut Midori-kyōgen (konon berasal dari kata Yoridori midori yang dalam bahasa Jepang berarti serbaneka atau aneka ragam). Sebaliknya kyogen yang mementaskan keseluruhan cerita secara lengkap disebut Tōshi-kyōgen.

Musik kabuki

Musik pengiring kabuki dibagi berdasarkan arah sumber suara. Musik yang dimainkan di sisi kanan panggung dari arah penonton disebut Gidayūbushi. Takemoto (Chobo) adalah sebutan untuk Gidayūbushi khusus untuk kabuki. Selain itu, musik yang dimainkan di sisi kiri panggung dari arah penonton disebut Geza ongaku, sedangkan musik yang dimainkan di atas panggung disebut Debayashi.

Judul

Judul pertunjukan kabuki disebut Gedai (外題?) yang kemungkinan besar berasal dari kata Geidai (芸題 nama pertunjukan?). Judul pertunjukan (gedai) biasanya ditulis dalam aksara kanji berjumlah ganjil, misalnya pertunjukan berjudul (娘道成寺 Musume dōjōji?) (4 aksara kanji) harus ditambah dengan (京鹿子 Kyōkanoko?) (3 aksara kanji) menjadi 京鹿子娘道成寺 (Kyōkanoko musume dōjōji?), supaya bisa menjadi judul yang terdiri dari 7 aksara kanji. Selain judul pertunjukan yang resmi, pertunjukan kabuki sering memiliki judul alias dan keduanya dianggap sebagai judul yang resmi. Pertunjukan berjudul resmi Miyakodori nagare no siranami (都鳥廓白波?) dikenal dengan judul lain Shinobu no Sōda (忍ぶの惣太?). Pertunjukan berjudul Hachiman matsuri yomiya no nigiwai (八幡祭小望月賑?) juga dikenal sebagai Chijimiya Shinsuke (縮屋新助?). Judul pertunjukan yang harus ditulis dalam aksara kanji berjumlah ganjil menyebabkan judul sering ditulis dengan cara penulisan ateji, akibatnya orang sering mendapat kesulitan membaca judul pertunjukan kabuki.

Istilah bahasa Jepang asal kabuki

Beberapa di antara istilah kabuki diserap ke dalam perbendaharaan kata bahasa Jepang, misalnya:

  • Sashigane
Di atas panggung bila perlu adegan yang melibatkan aktor kabuki mengejar kupu-kupu atau burung, pembantu yang disebut Kōken (asisten di panggung yang sering berpakaian hitam) memegangi tongkat panjang yang diujungnya terdapat kupu-kupu atau burung yang disebut Sashigane. Dalam bahasa Jepang, istilah "sashigane" digunakan dalam konotasi negatif "orang yang mengendalikan".
  • Kuromaku
Di panggung pertunjukan kabuki, malam dinyatakan dengan tirai (maku) berwarna hitam (kuro). Dalam bahasa Jepang, dalam istilah "sekai no kuromaku" (dunia tirai hitam) kata "kuro" (hitam) berubah arti menjadi "jahat". Dalam bahasa Jepang "kuromaku" berarti "dalang" seperti dalam arti "dalang kejahatan".

Sejarah kabuki sejak zaman Meiji

Kepopuleran kabuki tetap tidak tergoyahkan sejak zaman Meiji, tapi sering menerima kritik. Di antaranya kalangan intelektual menganggap isi cerita kabuki tidak sesuai untuk dipertunjukkan di negara orang beradab. Kalangan di dalam dan luar lingkungan kabuki juga menuntut pembaruan di dalam kabuki, sehingga mau tidak mau dunia showbiz kabuki harus diubah sesuai tuntutan zaman. Kritik terhadap kabuki mengatakan banyak unsur dalam kabuki yang sebenarnya tidak pantas dimasukkan ke dalam drama kabuki, misalnya: alur cerita yang tidak masuk akal, tema cerita yang kuno atau berbau feodal, dan trik panggung yang sekadar untuk membuat penonton takjub, seperti adegan aktor bisa "terbang" atau berganti kostum dalam sekejap.

Akibat kritik yang diterima, dunia showbiz kabuki sejak zaman Meiji berusaha mengadakan gerakan pembaruan dalam berbagai aspek teater kabuki. Gerakan pembaruan yang disebut Engeki Kairyō Undō juga melibatkan pemerintah Meiji yang memang bermaksud mengontrol pertunjukan kabuki. Pemerintah Meiji bercita-cita menciptakan pertunjukan teater yang pantas dan bisa dinikmati kalangan menengah dan kalangan atas suatu "masyarakat yang bermoral". Salah satu hasil gerakan pembaruan kabuki adalah dibukanya gedung Kabuki-za sebagai tempat pementasan kabuki. Selain itu, pembaruan juga melahirkan genre baru teater kabuki yang disebut Shimpa.

Karya kabuki yang diciptakan di tengah gerakan pembaruan disebut Shin-kabuki, dengan karya-karya baru banyak bermunculan hingga di awal zaman Showa. Penggemar kabuki biasanya tidak menyukai sebagian besar karya kabuki yang mendapat pengaruh gerakan pembaruan dan dipentaskan sebagai Shin-kabuki. Penggemar Shin-kabuki cuma penulis terkenal seperti Tsubouchi Shoyo, Osanai Kaoru, dan Okamoto Kido yang begita suka hingga menulis naskah baru untuk kabuki. Sampai sekarang, karya-karya yang tergolong ke dalam Shin-kabuki yang tidak disukai penggemar hampir tidak pernah dipentaskan.

Setelah Perang Dunia II, orang Jepang akhirnya mulai menyadari pentingnya bentuk kesenian kabuki yang asli. Di tahun 1965, pemerintah Jepang menunjuk kabuki sebagai warisan agung budaya nonbendawi dan pemerintah membangun Teater Nasional Jepang di Tokyo yang di antaranya digunakan untuk pentas kabuki.

Selain itu, Ichikawa Ennosuke III berusaha menghidupkan kembali naskah-naskah kabuki lama yang sudah jarang dipentaskan. Naskah kabuki yang jarang dipentaskan dan dihidupkan kembali oleh Ichikawa Ennosuke III dikenal sebagai Fukkatsu-kyōgen (kyogen yang dihidupkan kembali). Kabuki yang dipentaskan Ichikawa Ennosuke III disebut Supa-kabuki (kabuki super), karena Ennosuke mencoba teknik pementasan lebih berani dengan menghidupkan kembali trik panggung (kérén) yang dulunya pernah dianggap selera rendah oleh banyak orang. Belakangan ini, pertunjukan kabuki juga sering menampilkan dramawan dan sutradara teater di luar lingkungan kabuki sebagai sutradara tamu.

Pementasan kabuki di zaman sekarang sudah sangat berbeda dengan pementasan kabuki di zaman Edo. Kelompok kabuki berusaha memodernisasi pertunjukan sekaligus memelihara tradisi pementasan. Kabuki sekarang sudah dianggap sebagai seni pertunjukan tradisional yang sesuai dengan kemajuan zaman.

[sunting] Asosiasi

Organisasi Pelestarian Kabuki Tradisional (Dentō Kabuki Hōzonkai) beranggotakan tokoh-tokoh dari dari dunia kabuki. Pemerintah Jepang menunjuk organisasi sebagai pelestari Karya Agung Warisan Budaya Oral serta Nonbendawi Manusia kabuki sejak tahun 1965. Pada bulan Januari 2006, organisasi beranggotakan 169 orang.

Daftar pustaka

  • Hattori Yukio. Ōinaru koya. Heibonsha.
  • Kawatake Toshio, ed. Furuido Hideo ed. Kabuki tōjōjinbutsu jiten, Hakusuisha ISBN 4-560-03596-2
  • Kamiyama Akira. "Kindai engeki no raireki" kabuki no "isshin nishō." Shinwasha. ISBN 4-916087-64-X
  • Nakamura Tetsurō. Kabuki no kindai: sakka to sakuhin. Iwanami shoten. ISBN 4-00-022466-2

Wajah-wajah hacker terkenal dunia

Postingan ini berisi gambar-gambar para hacker dunia. Wajah-wajah yang mungkin sering kita dengar namanya namun sangat jarang atau bahkan ada yang belum pernah kita lihat wajahnya. Wajah-wajah ini yang sering menggemparkan dunia maya dengan "jari" nya.

1. Joe Desch
Joe Desch mengepalai program yang super rahasia di National Cash Register Co. Dayton. Yang nantinya program tersebut dapat digunakan oleh USA untuk memecahkan kode rahasianya NAZI. Nama Program tersebut Bombe.


2. Shambhu Upadhyaya
Shambhu Upadhyaya adalah kepala penelitian dari Center of Excellence in Information Systems Assurance Research and Education at the State University of New York at Buffalo. Dia adalah hacker yang direkrut karena keahliannya.


3. Robert Lipka
Ditangkap ama FBI Hari jum’at tanggal Feb. 23, 1996 atas tuduhan mata2 untuk Uni Soviet pada tahun 1960-an. Dia dulu kerja di National Security Agency dari tahun 1964 sampai 1967.


4. Jerome Heckenkamp
Photo ini diambil sewaktu dia habis keluar dari gedung Federal di Albuquerque. Dia dituduh hacking atas 6 perusahaan website.



5. James S. Green II
James S. Green II waktu dipoto ini berumur 35 tahun. Mantan kepala keamanan di General Motor (GM). Dia dituduh hacking atas nomor jaminan sosial dari pegawai GM lalu menghack data2 pegawai yang ada di GM.



6. Sarah Palin
Dituduh hacking atas komputernya Randy Ruedrich (Politikus Alaska). Niatnya cuma pengen nyari bukti atas politikus tersebut atas keterlibatanya dalam tindakan melawan hukum sewaktu politikus tersebut menjadi anggota Alaska Oil & Gas Conservation Commission.



7. Robert Morris Jr
Dituduh atas penyebaran Virus Komputer sewaktu dia masih mahasiswa di Cornell University.



8. Dmitry Sklyarov
Umurnya sewaktu di photo 27 tahun. Programmer ini dituduh atas pelanggaran hak cipta atas program di peruhaan Adobe System Inc.


9. Jonathan James
Sewaktu di photo umurnya 16 tahun. Dan dengan umurnya segitu dia udah berani hack PENTAGON dan NASA !!! dia mencuri 13 data komputer dari NASA yang salah satu diantaranya adalah program atas stasiun luar angkasa NASA. Dia biasa dikenal di dunia maya sebagai cOmrade.



10. Onel A. de Guzman
Dia orang Pilipina. Kepemilikan Virus “Love Bug” yang disebarin lewat e-mail, nah ini dia orangnya.



11. Deborah Frincke
Profesor di Bidang IT di University of Idaho, Lewiston, Idaho. Dia bekerja untuk menangkal hacker2 yang bandel.



12. Dennis Moran
Dipenjara dengan tuduhan hacking atas situs Angkatan Udara punya USA. Dia dipenjara selama 9 bulan. Lucunya.. selagi dipenjara, dia disuruh sama Kepala sipirnya buat program komputer untuk kepentingan penjara tersebut. Di Dunia maya dia biasa dikenal dengan “Coolio”.



13. Richard Eaton
Presiden Direktur dari perusahaan WinWhatWhere. Yaitu suatu perusahaan program komputer yang bisa menyelinap kekomputer para hacker tanpa diketahui. Dia biasa bekerja sama dengan FBI.



14. “Mafiaboy”
Dituduh atas hacking situs CNN dan 66 tuduhan hacking atas situs2 besar. Dia ditangkap di Montreal, Canada.



15. Jon Lech Johansen
Umurnya baru 19 Tahun. Dia orang Norwegia. pencipta program DeCSS. yaitu suatu program yang bisa mengcopy DVD meskipun DVD tersebut sudah di protect.



16. Kevin Poulsen
Diphoto tanggal 8 September 1990. Dituduh atas tindakan mata2 untuk hacking FBI dan Keamanan Nasional Amerika.



17. Kevin Mitnick
Diphoto tanggal 21 Januari 2000. Dia biasa Phone Preaking, dan dituduh atas pencurian software di Digital Equipment Corporation’s computer network (Sumber: Threadnya Kiddiez dengan sedikit informasi tambahan dari wilkipedia).


26. Chen Ing-hau
Pencipta virus Chernobyl, sedang membuat antivirus untuk virus tersebut.



18. Lance Spitzner
Pencipta dari the Honeynet Project. Diphoto ini tanggal 19 Juli 2001. Dibelakangnya adalah laboratoriumnya (ada 8 komputer yang On line semuanya) untuk belajar bagaimana caranya menembus suatu jaringan komputer. Kalau kalian pernah denger Blackhat Hacker Community, dia nih orangnya.



19. Billy Hoffman
Mahasiswa TI Asal Georgia, dituduh hack sistem yang bisa digunakan dengan kartu debit yang biasa digunakan di Georgia Tech University.



20. Michael Haephrati (Kiri), Ruth Brier-Haephrati (kanan)
Sepasang suami istri hacker, ditangkap di Inggris, mereka juga dicari2 sama orang Israel atas tuduhanya hacking Komputer orang Israel dengan menggunakan Trojan Horse.



21. Pierre Kroma
Konsultan kemanan komputer, foto ini diambil sewaktu Live Hacking pada acara pameran komputer terbesar di Hannover, Jerman 10 Maret 2005. Sekitar 6200 exhibitors dari lebih dari 70 negara berkumpul disini.



22. Zamboni
Analis dari sistem keamanan komputer. Dia adalah hacker yang direkrut karena keahliannya.



23. Mudge
Hacker yang sedang bersaksi atas perbuatanya, hacking yang bisa membuat jaringan internet diseluruh dunia tidak bekerja hanya dengan hitungan 30 menit.



24. Tsutomu Shimomura
Dia bekerjasama dengan Federal USA untuk menangkap Mitnick yang berusaha menembus komputernya Shimomura.



25. David L. Smith
Asal New Jerses USA, 30 Tahun… Dia pencipta virus lewat e-mail. Virusnya bernama Melissa.


26. Chen Ing-hau
Pencipta virus Chernobyl, sedang membuat antivirus untuk virus tersebut.


27. Richard Pryce
Dia berhasil menembus sistem kemanan US Air Force dan Lockheed missile systems yang berbasis di USA.


28. Eric O. Jenott
Dituduh sebagai mata2. Dia berhasil menembus sistem keamanan komputer departemen pertahanan USA, lalu menjual Informasinya ke China.



29. Ehud Tenebaum aka “The Analyzer”
Ditangkep deket Tel Aviv oleh polisi anti hacker Israel. Nih orang berhasil nembus sistem keamanan milik FBI. Ini preview hasil kerjanya :





30. Gary McKinnon
Umurnya 40 Tahun. Mungkin ini hacker Nomor 1 di dunia. Dia dituduh telah melakukan hacking terbesar dan terbanyak yang dilakukan kepada Jaringan komputer Pemerintahan di USA, tidak kurang dari 97 komputer (Diantaranya adalah US Army, US Air Force, NASA,) sudah pernah dimasuki sama Mc Kinnon. Merugikan sekitar US$700.000. photo diambil di Pengadilan negeri di London, 10 Mei 2006.


SUMBER : http://www.indonesiaindonesia.com/f/42126-wajah-wajah-hacker-terkenal-dunia/